Isu kenaikan harga BBM akhir-akhir ini
cukup membuat resah seluruh masyarakat Indonesia, dimulai dari masyarakat
kalangan bawah, menengah, bahkan sampai pada kalangan atas. Masyarakat resah
karena jika harga BBM naik maka dampaknya adalah harga semua barang ikut
melonjak naik, dan hal ini akan sangat terasa berat oleh semua orang yang dalam
kesehariannya menggunakan BBM, khususnya buruh yang bisa dikatakan
pendapatannya pas-pasan.
Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat
naiknya biaya produksi yang menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga
membebankan kenaikan biaya produksi tersebut kepada pekerja, seperti menunda
pembayaran gaji, memotong gaji atau mengurangi jumlah pekerja.
Hal inilah yang
membuat buruh seperti kebakaran jenggot dan berbondong-bondong melakukan
demonstrasi guna penolakan kenaikan BBM. Mereka tidak ingin hidup mereka yang
sudah cukup sulit, semakin bertambah sulit. Namun di sisi lain, pemerintah
ingin menaikkan harga BBM guna mengurangi hutang negara yang semakin melonjak
tinggi. Mengapa hutang Negara bisa semakin melonjak, karena harga minyak dunia
yang semakin mahal, tidak di ikuti oleh Indonesia, itulah yang membuat
pemerintah harus mengeluarkan dana ekstra guna mensubsidi BBM yang pada
kenyataannya tidak hanya digunakan oleh rakyat menengah kebawah, namun para
masyarakat menengah ke atas juga turut menikmati subsidi yang diberikan oleh
pemerintah Indonesia.
Masih
ada solusi lain untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia selain menaikkan
harga BBM bila Pemerintah mau kreatif dan tidak selalu mencari solusi yang
paling mudah. Seperti melakukan penghematan anggaran dengan melakukan diet
ketat untuk tidak belanja hal-hal yang tidak penting, memaksimalkan pendapatan
pajak agar tidak bocor dan lain-lainnya.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar