Kamis, 27 Oktober 2011

Andai aku jadi pengusaha lapangan futsal

Pengusaha lapangan futsal???

Mungkin readers akan bertanya kenapa saya ingin menjadi pengusaha lapangan futsal?

Yaa…selama beberapa tahun terakhir ini futsal menjadi olahraga yang digilai oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Mengapa masyarakat Indonesia mulai menggilai futsal?

Karena lapangan soccer (sepak bola) di Indonesia sudah sangat minim keberadaannya, karena perkembangan pembangunan di Indonesia yang semakin pesat. Kalaupun ada, lapangan tersebut pasti ada di daerah yang tidak strategis tempatnya, sehingga sulit dijangkau orang-orang.

Hal inilah yang membuat saya ingin sekali berwirausaha membuka lapangan futsal, karena tidak bisa dipungkiri bahwa saya juga salah satu pencinta olahraga ini. J

Dan andai saja saya menjadi pengusaha lapangan futsal, maka saya akan melakukan promosi dan memberikan potongan harga dengan cara-cara khusus.

Promosi yang saya lakukan, antara lain menyebarkan brosur-brosur atau pamflet tentang lapangan futsal saya. Selain menyebarkan pamphlet dan brosur, sudah pasti saya akan membuat kompetisi futsal, yang akan mengundang banyak tim untuk bermain futsal di lapangan futsal yang saya buat.

Sudah pasti setiap tim yang bermain di lapangan futsal saya akan ditemani oleh musik-musik yang sedang trend saat ini, yang akan membuat para pemain futsal baik yang sedang bermain dan sedang menunggu tetap relax berada dilapangan futsal saya. Selain itu untuk tim yang sedang bermain, akan disediakan air mineral yang diberikan secara cuma-cuma. :)

Contoh Lapangan Futsal



Lapangan futsal yang saya buat tidak hanya lapangan futsal biasa, namun lapangan futsal yang memiliki standar internasional. Dimana standar ini meiliki keamanan dan kenyamanan yang tinggi untuk setiap penggunanya. Selain lapangan yang standar internasional, lapangan futsal yang saya buat juga memiliki oilet dan ruang bilas tentunya, agar para pemain yang ingin membersihkan tubuhnya dari keringat bisa dilakukan langsung setelah bermain. Loker penyimpanan juga akan diberikan untuk setiap pemain, agar mereka merasa aman jika mereka meninggalkan barang mereka saat sedang bermain futsal.

Selain fasilitas-fasilitas yang telah saya sebutkan, para pemain futsal juga pasti melihat harga dari lapangan futsal tersebut. Lapangan futsal yang saya buat ini memberikan harga khusus untuk pelajar atau mahasiswa. Karena saya tahu pelajar dan mahasiswa pasti akan keberatan sekali jika harus membayar mahal. Namun, harga normal untuk pengguna umum juga tidak akan terlalu mahal, masih tetap bisa dijangkau dan harga byang mereka bayar akan sesuai dengan kepuasan yang mereka dapatkan.



Untuk masalah manajemen lapangan futsal, saya tidak perlu repot mencari orang dengan kriteria-kriteria tertentu. Yang penting orang tersebut jujur dan mau bekerja keras, pasti bisa melakukan pekerjaan ini. Karena untuk mengatur manajemen lapangan futsal ini tidaklah terlalu sulit.

Para pekerja yang saya pekerjakan di lapangan futsal ini juga berasal dari masyarakat sekitar lapangan futsal saja. Karena dengan demikian, saya tidak perlu membayar uang transport mereka dan mereka juga pasti senang karena saya membuka lapangan kerja bagi mereka yang belum memiliki lapangan pekerjaan.

Untuk pemasukan tambahan dan perlengkapan tambahan lapangan, saya akan mencari sponsor untuk bekerja sama. Dengan mensponsori lapangan futsal saya, maka perusahaan sponsor tersebut bisa menjual produk mereka di lapangan futsal saya, dan meletakkan nama atau logo perusahaan sponsor tersebut di lapangan futsal saya. Dengan demikian maka perlengkapan di lapangan futsal saya akan dapat terpenuhi untuk beberapa bagian.

Selain itu semua, saya juga akan membuka sekolah futsal, yang pastinya banyak orang yang akan berminat untuk mengikuti sekolah futsal ini. Karena dilatih oleh pelatih professional di bidangnya.

Ini semua adalah cita-cita saya, andai saja saya menjadi pengusaha lapangan futsal. J

Hasil Reportase Wirausaha (pedagang nasi goreng keliling)

Kewirausahaan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, sudah tentu dengan kondisi keuangan yang seminim mungkin, juga tetap masih bisa dilakukan kewirausahaan. Aseng, adalah seorang pedagang nasi goreng keliling yang telah saya wawancarai pada hari selasa, 18 Oktober 2011. Aseng adalah pedagang nasi goreng keliling yang pada awal karirnya mendorong gerobak nasi goreng keliling sangat malu sekali, ucapnya.

Berikut ini sedikit perbincangan saya dengan Aseng sang pedagang nasi goreng:

Saya : “Bang, udah berapa lama dagang nasi goreng?”

Aseng: “Saya dagang nasi goreng dari umur 24 tahun, sekarang umur saya udah 33 tahun, udah berapa tahun tuuh kira-kira?”

Saya : “9 tahun, lama juga ya bang… ko bisa jadi pedagang nasi goreng si bang? Kan masih banyak kerjaan lain tuh diluar sana”

Aseng: “Awalnya saya kuli bangunan, tapi gak kuat sama capeknya udah gitu bayarannya kecil banget, yaudah saya pindah kerjaan deh jadi pedagang nasi goreng. Awalnya si ikut sama temen dagangnya, tapi karena udah ngerti sama bumbu-bumbunya yaudah saya coba bikin sendiri sanpe sekarang udah begini”

Saya : “Wah, modal berani ya bang sama sedikit pengalaman..Terus kalo dagang, dari jam berapa sampe jam berapa bang?”

Aseng : “Saya dagang dari jam 7 malem sampe jam 2 subuh, tapi kadang-kadang jam 12 juga udah balik, kasian saya sama anak istri dirumah, gak tega ninggalin lama-lama”

Saya : “Ooh, udah punya istri sama anak yaa bang…?”

Aseng : “Udah, anak satu istri juga baru satu” (sambil tersenyum)

Saya : “Istri baru satu? Emangnya mau nambah lagi bang?” (sambil tertawa :D )

Aseng : “Yoo enggaklah, becanda” (sambil kembali menghisap rokoknya)

Kebetulan ada yang membeli nasi goreng bang Aseng, makanya dia melayani dan langsung membuatkan nasi goreng pelanggannya itu, jadi perbincangan kami ditunda sebentar. Sambil menunggu bang Aseng membuat nasi goreng, dari tadi saya menyebut-nyebut nama bang aseng tapi kalian tidak tau kan bang aseng itu seperti apa readers? Hhehehe…

Ini dia penampakan bang Aseng sang pedagang nasi goreng keliling




Sedikit profil bang Aseng:

Nama : Abdul Syarif (dipanggil Aseng)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 33 tahun

Berat badan : Kurang lebih 58 Kg

Tinggi badan : 168 cm

Status : Menikah

Alamat : Beji, Depok

Lokasi berdagang : Sepanjang margonda, kober, kapuk, Depok

Itu dia sedikit profil tentang bang Aseng, karena ida sudah selesai membuat nasi goreng untuk pelanggannya maka perbincangan kami lanjutkan kembali.

Saya : “Bang, selama jadi tukang nasi goreng suka dukanya apa aja sih bang?

Aseng : “Banyak, kalo lagi banyak yang beli untung saya jadi banyak kan. Tapi kalo sepi, ya untungnya sedikit, malah pernah rugi. Waktu itu saya dipalakin sama preman Beji sana, mesen banyak tapi gak ada yang dibayar satupun, malah duit saya diambil mereka, mau ngelawan saya cuma sendiri” (kembali menyalakan rokoknya)

Saya : “wah, serem juga ya bang, terus enggak kapok bang dagang nasi goreng lagi?”

Aseng : “yaa enggaklah, itu udah resiko, setiap pekerjaan ka nada resikonya kalo saya berhenti mau dapet duit dari mana lagi saya”

Saya : “betul tuuh mas, emang haru begitu dalam berwirausaha, gak boleh pantang menyerah dan harus percaya diri kalau kita bisa”

Aseng : “iya pastilah”

Saya : “kalo boleh tau, sehari untungnya dagang nasi goreng ini berapa bang?”

Aseng : “kalo rame untung bersihny bisa sampe 100ribuan, tapi kalo sepi yaa gak tentu”

Tiba-tiba handphone bang Aseng berbunyi, dan dia segera menjawabnya. Ternyata dari pelanggannya anak kostan di gang kapuk, dia menanyakan posisi bang aseng, ternyata bang aseng sudah memiliki pelanggan setia loh readers….!!hahaha..

Baiklah, dengan demikian maka saya harus mengakhiri perbincangan dan bang Aseng, karena dia juga langsung bersiap-siap untuk pergi ke tempat pelanggannya itu. Setelah saya mengucapkan terimakasih, dia langsung bergegas pergi dan tidak lupa menghisap rokoknya…

Buat readers yang merokok, ayoo dikurangin klo bisa di stop rokoknya. Mari sayangi jantung kita..!! (melenceng banget pesennya ya..hehe) :D