Sabtu, 13 Maret 2010

“SUP PANCASILA”


Dewasa ini kita sebagai warga Negara Indonesia mungkin banyak yang sudah tidak peduli lagi dengan Pancasila, dimana pancasila dikenal sebagi ideologi bangsa Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari cara berkehidupan masyarakat Indonesia saat ini, yang semuanya kini hanya mementingkan diri sendiri. Padahal seperti yang kita ketahui, pancasila dibuat dengan bumbu-bumbunya (butir-butir pancasila) agar menjadi sebuah hidangan (pancasila seutuhnya) yang bisa menjadi pedoman hidup bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagian besar dari kita mungkin kini tengah merasakan kurangnya gizi moral (pengikisan moral) bangsa Indonesia, dan tidak tahu apa yang harus diperbuat agar dapat memperbaiki gizi moral (meminimalisasi pengikisan moral) yang tengah melanda bangsa indonesia. Untuk itu SUP PANCASILA siap menjadi hidangan perbaikan gizi moral bagi seluruh kita yang berkenan untuk menikmati sajian ini, karena sup pancasila akan mengingatkan kita tentang bumbu-bumbu (butir-butir) yang terkandumg dalam pancasila itu sendiri. Terdapat 45 bumbu dalam sup pancasila (butir dalam pancasila), bumbu yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut ini:


1.Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing

7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8) Berani membela kebenaran dan keadilan.

9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.


3. Persatuan Indonesia

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.


4.Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.


5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4) Menghormati hak orang lain.

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

9) Suka bekerja keras.

10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.


Semoga saja bumbu-bumbu sup pancasila (butir-butir pancasila) dapat selalu melekat di lidah (pikiran) kita, agar dapat diterapkan dalam berkehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian kekurangan gizi (pengikisan) moral bangsa Indonesia dapat di minimalisir, dan moral bangsa Indonesia tidak semakin tenggelam.

Minggu, 07 Maret 2010

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP INDONESIA


Pengertian GLOBALISASI Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya mayarakat.

Seperti yang kita ketahui, dewasa ini globalisasi sangat memberikan dampak bagi Indonesia. Hal yang paling menonjol dari dampak globalisasi adalah ekonomi dan budaya. Salah satu Negara yang memberikan dampak terbesar bagi Indonesia adalah Amerika. Tidak hanya Indonesia yang menjadi korban dampak globalisasi Amerika, namun sebagian besar Negara di Dunia juga ikut merasakannya.

Pada aspek ekonomi, globalisasi kini sangat mempengaruhi sekali perekonomian di Indonesia. Misalkan dolar, pada saat dolar naik maka rupiah akan jatuh begitupun sebaliknya. Pada aspek budaya, kita bisa melihat dari budaya anak muda zaman sekarang yang semakin kebarat-baratan (western). Hal ini sangat menjelaskan sekali bahwa Indonesia telah terkena dampak globalisasi. Dalam hal ini siapa yang salah, sebenarnya tidak ada. Globalisasi juga memberikan dampak positif bagi Indonesia, dimana Indonesia jadi tidak ketinggalan zaman, karena bisa mengikuti perkembangan dunia yang semakin maju. Jadi, tidak selanya globalisasi membawea dampak negatif, namun juga membawa dampak positif bagi Indonesia.